Surya, seorang pengacara muda berwajah lelah, menatap foto istrinya yang tersenyum. Kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil membuatnya hidup dalam bayang-bayang duka bersama putranya, Bima. Untuk mengalihkan pikirannya, ia menerima tugas mengurus dokumen wasiat sebuah rumah tua di Sumatera Barat, Rumah Gadang Sutan Baso. Ini adalah tugas terakhirnya di firma, dan ia berharap dapat memulai hidup baru setelahnya.
Setibanya di desa, Surya segera merasakan atmosfer aneh. Warga desa menatapnya dengan curiga dan ketakutan. Mereka menolak membantunya pergi ke Rumah Gadang yang terletak di sebuah pulau kecil, dikelilingi rawa. Hanya Pak Jali, seorang kakek tua dengan mata sendu, yang bersedia mengantarnya. "Rumah itu terkutuk, Nak," bisiknya, "sebaiknya kau jangan ke sana."
Meskipun diperingatkan, Surya tetap bersikeras. Ia berhasil sampai di pulau itu saat air rawa surut. Dari kejauhan, Rumah Gadang terlihat megah namun memancarkan aura kelam, dikelilingi oleh kuburan-kuburan tua.
Di dalam Rumah Gadang, Surya mulai memeriksa dokumen-dokumen wasiat yang berserakan. Ia menemukan sebuah surat kematian anak laki-laki bernama Natan, yang tertulis meninggal karena tenggelam di rawa. Jasadnya tidak pernah ditemukan.
Malam harinya, kejadian aneh dimulai. Surya mendengar bisikan-bisikan dari sudut-sudut rumah dan merasakan hawa dingin yang tidak wajar. Saat menengok ke luar jendela, ia melihat sosok wanita bergaun hitam berdiri di rawa, menatapnya dengan tajam. Surya segera berlari keluar, namun wanita itu sudah menghilang.
Teror semakin menjadi. Di tengah kabut tebal, ia melihat bayangan anak kecil berlari di sekitar rawa, seolah-olah minta tolong. Surya menyadari bahwa ia tidak sendiri di rumah itu.
Keesokan harinya, ia kembali ke desa. Kejadian tragis menantinya: seorang anak kecil meninggal secara misterius. Surya melaporkan penampakan yang ia lihat, namun warga desa hanya menatapnya dengan marah. Mereka menyalahkannya karena telah "membangkitkan" sesuatu yang jahat.
Bingung dan ketakutan, Surya memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak. Pak Jali akhirnya bersedia menceritakan legenda kelam di balik Rumah Gadang. Dahulu, rumah itu milik Siti, kakak dari seorang wanita bernama Minah. Minah memiliki anak bernama Natan, namun ia dianggap memiliki gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, Natan dirawat oleh Siti. Minah sangat cemburu dan menuduh Siti merebut anaknya.
Suatu hari, Natan tenggelam di rawa. Minah yang putus asa dan penuh dendam menuduh Siti sengaja membiarkan anaknya mati. Ia kemudian mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di dalam Rumah Gadang sambil bersumpah akan mengambil setiap anak di desa yang ia temui, sebagai balasan atas kehilangan Natan. Arwahnya tidak pernah tenang.
Surya terkejut mendengar cerita itu. Ia menyadari bahwa Wanita Berbaju Kurung Hitam yang ia lihat adalah hantu Minah, dan kutukannya adalah penyebab kematian anak-anak di desa.
Surya menyimpulkan bahwa kunci untuk menghentikan kutukan ini adalah menyatukan kembali jasad Natan dengan ibunya. Ia yakin arwah Minah akan tenang jika ia berhasil memakamkan Natan di samping makam ibunya. Dengan tekad kuat, ia meminta bantuan Pak Jali.
Mereka kembali ke rawa, dan dengan susah payah, mereka menemukan kerangka Natan di lumpur. Mereka segera membawa kerangka itu ke makam Minah. Mereka membuka makam dan meletakkan kerangka Natan di samping ibunya, berharap jiwa mereka bisa berdamai.
Setelah tugas selesai, Surya merasa lega. Ia pun bergegas ke stasiun untuk menjemput putranya, Bima, yang akan datang bersama pengasuhnya.
Saat Surya tiba di stasiun, Bima berlari menyambutnya dengan gembira. Namun, kegembiraan itu tidak bertahan lama. Dari balik bayangan, muncul arwah Minah, dengan wajah penuh amarah. Meskipun Surya telah berusaha mengembalikan Natan, kebencian Minah terlalu besar. Ia tidak terpuaskan.
Arwah Minah mengincar Bima. Surya berusaha sekuat tenaga melindunginya. Namun, dalam hitungan detik, tragedi kembali terjadi. Sebuah kecelakaan kereta menewaskan Surya dan Bima. Jiwa mereka pun kini bersemayam di alam lain.
Film berakhir dengan adegan yang menunjukkan arwah Surya bertemu kembali dengan istrinya di alam baka, sementara di sisi lain, arwah Minah tetap berdiri di rawa, menatap desa dengan penuh kebencian. Kutukan itu terus berlanjut, menunggu korban-korban berikutnya.
"Jika cerita ini diangkat ke layar lebar, siapa aktor dan aktris Indonesia yang paling cocok memerankan Surya dan Minah? Yuk, bagikan pendapat kalian di kolom komentar!"
0 Komentar